SYC (Sunburst Youth Camp) merupakan program yang diselenggarakan oleh pemerintah Singapura dengan mengumpulkan remaja-remaja se-Asia untuk menjalin persahabatan dan pemahaman antar bangsa, penanaman nilai-nilai kepemimpinan, serta pertukaran budaya. Program SYC 2008 yang berlangsung pada 7 – 13 November diikuti oleh 13 negara diantaranya semua Negara ASEAN, China, India, dan Kazakhztan. Tim Indonesia yang berpartisipasi dalam program ini berjumlah delapan orang siswa yang terdiri dari empat putra dan empat putri.Peserta SYC Singapura 2008 yaitu Niwa Rahmad Dwitama (SMAN 1 Padang), M. Ikhsan Rahardian (SMAN 8 Yogyakarta), Ranggi Sahmura Ramadhan (SMAN 1 Bogor), Gigih Rezki Septianto (SMAN 3 Yogyakarta), Putu Linda Indita Sari (SMAN 1 Tabanan), Nadhilah Sani (SMAN 3 Malang), Dini Anggraini (SMAN 17 Makassar), Zulfa Hanna Mas’uda (SMAN 1 Yogyakarta). “Sebelum diikutsertakan dalam program SYC, tim Indonesia terlebih dulu mengikuti proses pembekalan selama empat hari berupa tari-tarian, vokal, dan persiapan pameran (exibhition). Selain itu juga dilakukan seleksi TPA (Test Potensi Akademik), kemampuan berbahasa Inggris, kepribadian, dan ketrampilan dari siswa.” Jelas Rizal Alfian selaku chaperone (pendamping) tim SYC Indonesia.
Setibanya di Changi International Airport peserta dijemput oleh Guide untuk Indonesia dan langsung diantarkan ke RELC Internasional hotel. Setibanya di hotel, siswa langsung di ajak jalan-jalan oleh Guide Ace, seperti ke Orchad, City Hall, Esplanade, dan Marina Square. Setelah puas berjalan-jalan, keesokan harinya aktifitas yang padat dimulai. Kegiatan youth camp pertama yang diikuti yaitu outbound dan youth camp fire di outward bound Singapore, Pulau Ubin. Berbagai macam game (permainan) dilakukan di tempat ini, seperti rockclimbing, rafting, teamwork fingering game, dan permainan otbound lainnya yang cukup mengasah kekompakkan tim. Selain aktifitas camping, peserta juga diajak mengunjungi tempat-tempat penting di Singapura, antara lain kunjungan ke universitas terkemuka di Singapura yaitu NTU (Nanyang Technology University), Singapore Science Center (SSC), New Water Plan, dan City Gallery. Kegiatan lain yang cukup menantang adalah Urban Challenge. Kegiatan ini mirip seperti Amazing Race, dimana tiap anggota regu harus memecahkan 11 misi dengan mengunjungi tempat-tempat berbeda di Kota Singapura yang jaraknya cukup berjauhan. Selanjutnya peserta juga mengikuti Talk Show mengenai leadership yang dipimpin oleh peraih UNESCO Fellowship dan anggota dari National Youth Achievement Award Council, Zaibun Shiraj.
Pada tanggal 11 Desember, seluruh delegasi peserta mengadakan pameran (eksibisi). Indonesia mendapat urutan ke-9 dari 13 negara untuk mempromosikan dan mempresentasikan keanekaragaman dan kekayaan warisan budaya. Indonesia memamerkan musik angklung dan seruling sebagai backsound. Dalam pertunjukkan Cultural Evening, delegasi Indonesia mendapat urutan ke-5 setelah India. Indonesia menampilkan Tari Cokek dari Betawi. Tarian ini dilakukan berpasangan dengan gerakan-gerakan yang indah dan gemulai. Kostum penarinya yang mirip kostum China namun khas Betawi, menunjukkan bahwa di Indonesia terdiri dari multi etnis. Di akhir tarian dikibarkan bendera merah putih sambil meneriakkan “Indonesia Bisa”. Acara yang sarat dengan budaya ini, membuat peserta harus mempersiapkan peralatan untuk mempertunjukkan keahlian mereka. “Persiapan mengikuti pameran waktunya sedikit sekali, ada beberapa perlengkapan yang kurang, akhirnya saya mengambil keputusan untuk meminjam angklung dan pernak-perniknya di Kedubes Indonesia di Singapura. Akhirnya pertunjukan angklung peserta memperoleh sambutan yang cukup meriah. Untunglah semua acara berjalan dengan lancer hingga selelsai,” tutur Rizal antusias.
Sabtu (13/12), rombongan SYC Indonesia tiba kembali di tanah air. Niwa Rahmad Dwitama sebagai leader diantara teman-temannya menceritakan pengalaman berharga selama di Singapura. “Kegiatan ini membuka cakrawala kami mengenai friendship and understanding diantara bangsa-bangsa yang berbeda. Kami dapat belajar banyak dari negara seberang dengan berbagai kemajuan dan nilai-nilai kebaikan yang ada di Singapura. Hal ini membuat kami sebagai pemuda Indonesia untuk tidak putus asa dan bisa memberikan kontribusi yang lebih baik pada tanah air tercinta.” Ungkap Niwa. (rinda/fanny)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar