Siswa di Jaktim Diajari Mengolah Sampah

Untuk mengurangi volume sampah, pemerintah memang tidak bisa berjalan sendiri. Perlu kepedulian masyarakat ikut mengolah sampah menjadi produk kerajinan atau bahan komoditi. Berbekal kemauan ini, Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur melakukan sosialisasi kepada siswa untuk ikut mengurangi volume sampah, mulai dari sekolah.

Sejauh ini, sosialisasi bertajuk `Seminar Cara Bijak Mengelola Sampah Sekolah Sebagai Dasar Mewujudkan Sekolah Bersih dan Sehat` telah dilakukan di 15 sekolah. Program ini tidak hanya ditujukan bagi SMA, siswa SD dan SMP juga ikut dilibatkan. Tujuannya, biar siswa mendapat pengetahuan tambahan bagaimana mengelola sampah yang baik.

Kasudin Kebersihan Jaktim, Unu Nurdin mengatakan, sampah yang menjijikkan pada dasarnya bisa di olah hingga bisa mendatangkan keuntungan ekonomi, misalnya mengolah sampah menjadi kompos. Disini, siswa mulai diajari bagaimana memilah sampah organik dan non organik. “Meskipun pemisahan antara sampah organik dan non organik belum sempurna, langkah ini mampu mengubah lingkungan sekolah menjadi hidup dan lebih sehat,” ujarnya saat seminar di SMA Negeri 12 Klender, Sabtu (21/2).

Dalam seminar ini, siswa tidak hanya diajarkan bagaimana mengolah sampah menjadi kompos. Sampah non organik juga bisa diubah menjadi produk jadi yang bernilai ekonomis. “Kita juga langsung mempraktekan bagaimana cara membuat aksesoris seperti tempat lampu dan hiasan meja yang terbuat dari bekas botol plastik air mineral,” katanya kepada
beritajakarta.com. Dengan seminar ini, diharapkan siswa bisa selalu berpikir kreatif.

Menanamkan kebersihan secara menyeluruh, lanjutnya, dapat memacu kreatifitas dan produktifitas masyarakat, terutama pelajar, dan mahasiswa. Bila hal ini terus disosialisasikan kepada para pelajar, maka proses melakukan pendauran ulang sampah merupakan solusi dalam meminimalasasi masalah pemanasan global. Jika sedini mungkin sudah diajarkan nilai ekonomis sampah, bukan tak mungkin masa mendatang volume sampah terus berkurang. Karena setiap individu harus menyadari dampak sampah yang dibuang bukan pada tempatnya. “Dari sikap kebiasaan yang positif pasti akan timbul hasil yang positif juga,” pesannya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Klender, Jahidin mengatakan, tujuan dari pelaksanaan agar sekolah bisa menjadi contoh dalam mengolah sampah. “Tujuannya agar suatu saat siswa/siswi terjun ke masyarakat atau dirumahnya, mereka terbiasa untuk memilah, mengolah sampah, bahkan mendaur ulang, “katanya.

Kegiatan seminar tersebut lanjut Jahidin, juga diikuti siswa yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Bahkan KIR juga mengadakan kegiatan Expo KIR 2009. Disini, KIR memiliki tekad kuat untuk menjadi juragan yang mampu membuat sesuatu yang baru dan berguna dari sampah. Dalam Expo ini dipamerkan, aneka kerajinan tangan hasil daur ulang sampah yang telah menjadi, bunga, tempat lampu, dompet, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar